Rabu, 27 November 2013

SEDULUR PAPAT KELIMA PANCER (HAKEKAT DIRI MANUSIA)

Hakekat dari mantra Uttpati, Sthiti, Pralina Mantra Uttpati : OM, I Ba Sa Ta A Ya Na Ma Ci Wa, Om Mang Ung Ang Bila kita cermati kandungan makna yang terdapat dalam mantra Uttpati dapat kita jumpai aksara (simbol) yang jumlahnya 10 (sepuluh) yaitu I Ba Sa Ta A Ya Na Ma Ci Wa dan sering disebut dengan Dasaksara. Aksara Ya adalah sebagai penegas makna disatukan dengan aksara I, sehingga jumlah aksara menjadi 9 (sembilan). Angka 9 adalah sebagai simbol dari kesempurnaan. Berawal dari I (Tuhan), ditiupkan Ba (Atma) ke dalam Sa (Prakrti) dibangkitkan dengan energi Matahari (Ta), maka terciptalah A (Brahma) yang berwujud manusia, Ya Na Ma Ci Wa, maksudnya, ya namamu Ciwa. Disini yang dimaksud adalah baru hanya nama, tetapi belum Ciwa. Tri aksaranya berurutan Mang Ung Ang.

Dalam proses penciptaan aksara I (Tuhan Yang Maha Pencipta) memegang peran dalam menciptakan A (Brahma) yaitu salah satu wujudnya manusia. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna setingkat di bawah Dia. Dikatakan sempurna karena manusia diciptakan dalam satu wujud nyata yang terdiri dari sembilan wujud maya. Dikatakan maya karena sukar dilihat dengan mata biasa dan dikenal orang sebagai Dewata Nawa Sanga (sembilan sinarnya Tuhan). Posisi dari Dewata Nawa Sanga tersebut adalah 4 (empat) berada di luar diri manusia dan 5 (lima) lainnya matrap/bersatu didalam badan manusia atau disebut lima pancer. Empat diluar sifatnya menjaga dan menggoda yang wujud fisiknya berupa : air kawah, lamas, darah merah dan ari-ari. Ke-empat unsur ini dalam ajaran kanda pat dikenal dengan nama Anggapati, Mrajapati, Banaspati dan Banaspati Raja. Pemahaman tertinggi di Bali yang sampai sekarang masih dipelajari hanyalah tentang empat unsur manusia yang berada di luar dirinya (kanda pat) yaitu Sa, Ba, Ta. A, sedangkan lima lainnya belum diketemukan ataupun dipelajari/dikaji.

Lima unsur yang berada di dalam diri manusia yang disembunyikan sejak manusia diciptakan oleh Tuhan adalah I, Na, Ma, Ci, Wa. Perwujudannya yang muncul adalah berupa sifat yaitu : Satwam (baik), Kroda (marah), Kama (nafsu birahi), Lobha (serakah), Matsarya (iri hati). Kroda, Kama, Lobha dan Matsarya, adalah merupakan empat musuh utama (Catur Ripu) dari manusia. Ke-lima unsur ini, bersatu dalam satu wujud yaitu PIKIRAN dan berkedudukan di kepala. Bagi umat Hindu di Bali lebih dikenal dengan simbol Omkara sungsang (terbalik). Kenapa disimbolkan terbalik? Karena pikiran yang masih dipengaruhi oleh Panca Idria lebih cenderung untuk bersifat negatip dan merusak sesuai dengan sifat dari Ciwa. Siapakah pikiran itu?

Bhagavadgita Bab X Sloka (22) mengatakan:
”..indriyanam manas cha ‘smi..”
dari semua indria Aku adalah pikiran.

Jadi pikiran itu adalah unsurnya Tuhan. Simbol dari lima pancer dalam upacara caru adalah ayam berumbun, sedangkan empat unsur yang di luar disimbolkan dengan ayam berwarna putih, kuning, merah dan hitam. Dalam cerita Mahabrata lima unsur yang berada didalam manusia disimbolkan oleh 5 orang Panca Pandawa dan empat unsur yang diluar diri manusia disimbolkan oleh empat punakawannya. Maka, manusia janganlah berhenti pada tingkat pengetahuan kanda pat karena belumlah sempurna, berusahalah mencapai tingkat yang lebih tinggi adalah KANDA SEMBILAN yaitu penyatuan sembilan sinar Tuhan di dalam pure yang
sejati yaitu diri manusia sendiri.

Mantra Sthiti : OM, Sa Ba Ta A I Na Ma Ci Wa Ya, OM Ang Ung Mang.
Makna yang terkandung dalam mantra sthiti adalah : semoga dalam perjalanan hidupmu kamu
dapat mengalahkan dan mengendalikan musuh-musuh yang ada dalam dirimu (nafsu), sehingga kamu bisa menjadi Ciwa, tidak hanya sekedar nama. Disini aksara Sa (prakrti) diletakkan di depan dan paling berperan dalam membawa A(Brahma/manusia) menuju kepada I (Iswara). Prakrti (Sa) dituntun oleh Roh/Gusti (Ba) dan digerakkan oleh pikiran/kaula (Ta) agar manusia (A) dapat mencapai Iswara (I).Triaksara juga berganti posisi yaitu Ang didepan menggantikan posisi Mang. Sedangkan Ung tetap ditengah sebagai jembatan/antara keduanya dan harus ditemukan lebih dulu oleh Ang (Brahma) barulah dia (manusia) bisa ketemu dengan Mang (Iswara).

Mantra Pralina : OM, A Ta Sa Ba I Ci Wa Na Ma Ya, OM Ung Ang Mang.
Makna yang terkandung dalam mantra ini adalah : kamu (manusia) betul-betul sudah dapat mengalahkan dan mengendalikan dirimu sendiri (nafsu/ego) dan kamu betul-betul sebagai Ciwa kembali kepada Iswara. dalam kembali kepada Iswara. Triaksara juga berganti posisi Ung berada di depan, Ang di tengah dan Mang dibelakang sebagai tujuan akhir. Ketika usia manusia dikatakan tua, kekuatan energinya sudah tinggal sedikit, phisik sudh rapuh, manusia (A) mulai ditinggalkan oleh pikirannya/kesadarannya (Ta), sehingga prakrtinya (Sa) tidak berfungsi lagi dan akhirnya Roh (Ba) ikut dengan pikiran (Ta) menuju Iswara (I). Disini tergantung dari : apabila Ang bisa menemukan Ung, maka A (Brahma/manusia) bisa mencapai I (Iswara), dan manusianya betul-betul disebut Ciwa. Sebaliknya bila Ang tidak bisa menemukan Ung, maka A (Brahma/manusia) tidak bisa mencapai I (Iswara), dan manusianya tidak dapat disebut Ciwa. Maka dari itu, kendalikanlah pikiran karena dia sangat liar bagaikan angin bergerak kesana kesini dan karena pikiran juga menusia mengalami dualisme.

Selanjutnya kita kaji Triaksara yang merupakan simbol dari Trimurti yaitu perwujudan dari Tuhan dalam fungsinya mencipta, memelihara dan memralina. Untuk itu marilah kita hayati bait mantra Pranayama Adhi yang terdapat dalam kitab Weda Parikrama Bab IV halaman 123 hasil tulisan G. Pudja,MA. berbunyi sebagai berikut :

Om Am Atmaya Brahma Murtyai namah (1)
Om Um Antar Atmaya Wisnu Murtyai namah (2)
Om Mam Parama Atmaya Icwara Murtyai namah (3)
Om Um Rah Phat astraya namah sarwa winacaya swaha. (4)

Baris pertama dari matra tersebut menyebut Brahma dan tempatnya di pusar, baris kedua menyebut Wisnu tempatnya di dada, bait ketiga menyebut Icwara tempatnya di kepala, ini disebut Triloka dalam bhuana alit (diri manusia) dan bait keempat menyebut Um Rah Phat sebagai pembersih kotoran/mala yang melekat pada badan.

Betulkah Brahma ada pada pusar? Marilah kita kaji apa yang disebutkan dalam Bhagavadgita Bab XIV sloka (3) :
mama yonir mahad brahma
tasmin garbham dadhamy aham,
sambhavah sarvabhutanam
tato bhavati bharata.

Artinya : kandungan-Ku adalah Brahma Yang Esa, di dalamnya Aku letakkan benih, dan dari
sanalah terlahir semua mahluk, wahai Barata.

Kita ketahui, bahwa dalam badan manusia (laki-aki dan perempuan) adalah benih yang disebut
sperma dan sel telor. Bersatunya sperma (kama putih) dengan sel telor (kama bang) terciptalah
janin dalam kandungan seorang ibu dan selanjutnya lahir sebagai manusia. Yang menjadi
pertanyaan disini adalah, apakah wujud Brahma dalam melakukan hubungan penyatuan antara
kama putih dan kama bang? Jawabannya adalah manusia. Selanjutnya, dalam proses memelihara bayi tersebut dari memandikan, menyusui, menimang dan sebagainya dalam arti
menjalankan fungsinya Wisnu, wujudnya juga manusia. Demikian juga, ketika manusia melakukan perbuatan seperti : membunuh, merusak, menghancurkan, itulah Ciwa yang wujudnya juga manusia. Ini berarti, bahwa yang mengimplementasikan fungsi Tri Murti adalah manusia. Maka dari itu, sebagai manusia kita harus sadar sesadar-sadarnya, bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di bawah Dia. Manusia lahir dikawal oleh dewata nawa sanga, ini berarti bahwa manusia keberadaanya di atas dewata nawa sanga. Akan tetapi bagi manusia yang tidak menyadari dan tidak mencari diri-Nya di dalam dirinya, maka mereka akan memposisikan diri dibawah dewa, bethara, leluhur dan bahkan bersekutu dengan setan. Itulah manusia yang sangat ditentukan oleh pikirannya (ego).


5 komentar:

  1. ditiupkan Ba (Atma) ke dalam Sa (Prakrti) dibangkitkan dengan energi Matahari (Ta)...
    >bukan ditiupkan,tapi terpercikan...

    BalasHapus
  2. maka terciptalah A (Brahma) yang berwujud manusia...
    >bukan tercipta tapi mengembang...Tuhan mewujudkan fungsinya sebagai Brahma(pencipta)

    BalasHapus
  3. maaf,seperti itulah yang saya fahami...

    BalasHapus
  4. Sangat membantu matur suksma bli

    BalasHapus