Hakekat dari mantra Uttpati, Sthiti, Pralina Mantra Uttpati : OM,
I Ba Sa Ta A Ya Na Ma Ci Wa, Om Mang Ung Ang Bila kita cermati kandungan makna
yang terdapat dalam mantra Uttpati dapat kita jumpai aksara (simbol) yang
jumlahnya 10 (sepuluh) yaitu I Ba Sa Ta A Ya Na Ma Ci Wa dan sering disebut
dengan Dasaksara. Aksara Ya adalah sebagai penegas makna disatukan dengan
aksara I, sehingga jumlah aksara menjadi 9 (sembilan). Angka 9 adalah sebagai
simbol dari kesempurnaan. Berawal dari I (Tuhan), ditiupkan Ba (Atma) ke dalam
Sa (Prakrti) dibangkitkan dengan energi Matahari (Ta), maka terciptalah A (Brahma) yang berwujud manusia,
Ya Na Ma Ci Wa, maksudnya, ya namamu Ciwa. Disini yang dimaksud adalah baru
hanya nama, tetapi belum Ciwa. Tri aksaranya berurutan Mang Ung Ang.
Dalam proses penciptaan aksara I (Tuhan Yang Maha Pencipta)
memegang peran dalam menciptakan A (Brahma) yaitu salah satu wujudnya manusia.
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna setingkat di bawah
Dia. Dikatakan sempurna karena manusia diciptakan dalam satu wujud nyata yang
terdiri dari sembilan wujud maya. Dikatakan maya karena sukar dilihat dengan
mata biasa dan dikenal orang sebagai Dewata Nawa Sanga (sembilan sinarnya Tuhan).
Posisi dari Dewata Nawa Sanga tersebut adalah 4 (empat) berada di luar diri
manusia dan 5 (lima) lainnya matrap/bersatu didalam badan manusia atau disebut
lima pancer. Empat diluar sifatnya menjaga dan menggoda yang wujud fisiknya
berupa : air kawah, lamas, darah merah dan ari-ari. Ke-empat unsur ini dalam
ajaran kanda pat dikenal dengan nama Anggapati, Mrajapati, Banaspati dan
Banaspati Raja. Pemahaman tertinggi di Bali yang sampai sekarang masih
dipelajari hanyalah tentang empat unsur manusia yang berada di luar dirinya
(kanda pat) yaitu Sa, Ba, Ta. A, sedangkan lima lainnya belum diketemukan
ataupun dipelajari/dikaji.
Lima unsur yang berada di dalam diri manusia yang disembunyikan
sejak manusia diciptakan oleh Tuhan adalah I, Na, Ma, Ci, Wa. Perwujudannya
yang muncul adalah berupa sifat yaitu : Satwam (baik), Kroda (marah), Kama
(nafsu birahi), Lobha (serakah), Matsarya (iri hati). Kroda, Kama, Lobha dan
Matsarya, adalah merupakan empat musuh utama (Catur Ripu) dari manusia. Ke-lima
unsur ini, bersatu dalam satu wujud yaitu PIKIRAN dan berkedudukan di kepala.
Bagi umat Hindu di Bali lebih dikenal dengan simbol Omkara sungsang (terbalik).
Kenapa disimbolkan terbalik? Karena pikiran yang masih dipengaruhi oleh Panca
Idria lebih cenderung untuk bersifat negatip dan merusak sesuai dengan sifat
dari Ciwa. Siapakah pikiran itu?
Bhagavadgita Bab X Sloka (22) mengatakan:
”..indriyanam manas cha ‘smi..”
dari semua indria Aku adalah pikiran.
Jadi pikiran itu adalah unsurnya Tuhan. Simbol dari lima pancer dalam
upacara caru adalah ayam berumbun, sedangkan empat unsur yang di luar
disimbolkan dengan ayam berwarna putih, kuning, merah dan hitam. Dalam cerita
Mahabrata lima unsur yang berada didalam manusia disimbolkan oleh 5 orang Panca
Pandawa dan empat unsur yang diluar diri manusia disimbolkan oleh empat
punakawannya. Maka, manusia janganlah berhenti pada tingkat pengetahuan kanda
pat karena belumlah sempurna, berusahalah mencapai tingkat yang lebih tinggi
adalah KANDA SEMBILAN yaitu penyatuan sembilan sinar Tuhan di dalam pure yang
sejati yaitu diri manusia sendiri.
Mantra Sthiti : OM, Sa Ba Ta A I Na Ma Ci Wa Ya, OM Ang Ung Mang.
Makna yang terkandung dalam mantra sthiti adalah : semoga dalam
perjalanan hidupmu kamu
dapat mengalahkan dan mengendalikan musuh-musuh yang ada dalam
dirimu (nafsu), sehingga kamu bisa menjadi Ciwa, tidak hanya sekedar nama.
Disini aksara Sa (prakrti) diletakkan di depan dan paling berperan dalam
membawa A(Brahma/manusia) menuju kepada I (Iswara). Prakrti (Sa) dituntun oleh
Roh/Gusti (Ba) dan digerakkan oleh pikiran/kaula (Ta) agar manusia (A) dapat
mencapai Iswara (I).Triaksara juga berganti posisi yaitu Ang didepan
menggantikan posisi Mang. Sedangkan Ung tetap ditengah sebagai jembatan/antara
keduanya dan harus ditemukan lebih dulu oleh Ang (Brahma) barulah dia (manusia)
bisa ketemu dengan Mang (Iswara).
Mantra Pralina : OM, A Ta Sa Ba I Ci Wa Na Ma Ya, OM Ung Ang Mang.
Makna yang terkandung dalam mantra ini adalah : kamu (manusia)
betul-betul sudah dapat mengalahkan dan mengendalikan dirimu sendiri
(nafsu/ego) dan kamu betul-betul sebagai Ciwa kembali kepada Iswara. dalam
kembali kepada Iswara. Triaksara juga berganti posisi Ung berada di depan, Ang
di tengah dan Mang dibelakang sebagai tujuan akhir. Ketika usia manusia dikatakan
tua, kekuatan energinya sudah tinggal sedikit, phisik sudh rapuh, manusia (A)
mulai ditinggalkan oleh pikirannya/kesadarannya (Ta), sehingga prakrtinya (Sa)
tidak berfungsi lagi dan akhirnya Roh (Ba) ikut dengan pikiran (Ta) menuju
Iswara (I). Disini tergantung dari : apabila Ang bisa menemukan Ung, maka A
(Brahma/manusia) bisa mencapai I (Iswara), dan manusianya betul-betul disebut
Ciwa. Sebaliknya bila Ang tidak bisa menemukan Ung, maka A (Brahma/manusia)
tidak bisa mencapai I (Iswara), dan manusianya tidak dapat disebut Ciwa. Maka
dari itu, kendalikanlah pikiran karena dia sangat liar bagaikan angin bergerak
kesana kesini dan karena pikiran juga menusia mengalami dualisme.
Selanjutnya kita kaji Triaksara yang merupakan simbol dari
Trimurti yaitu perwujudan dari Tuhan dalam fungsinya mencipta, memelihara dan
memralina. Untuk itu marilah kita hayati bait mantra Pranayama Adhi yang
terdapat dalam kitab Weda Parikrama Bab IV halaman 123 hasil tulisan G.
Pudja,MA. berbunyi sebagai berikut :
Om Am Atmaya Brahma Murtyai namah (1)
Om Um Antar Atmaya Wisnu Murtyai namah (2)
Om Mam Parama Atmaya Icwara Murtyai namah (3)
Om Um Rah Phat astraya namah sarwa winacaya swaha. (4)
Baris pertama dari matra tersebut menyebut Brahma dan tempatnya di
pusar, baris kedua menyebut Wisnu tempatnya di dada, bait ketiga menyebut
Icwara tempatnya di kepala, ini disebut Triloka dalam bhuana alit (diri
manusia) dan bait keempat menyebut Um Rah Phat sebagai pembersih kotoran/mala
yang melekat pada badan.
Betulkah Brahma ada pada pusar? Marilah kita kaji apa yang
disebutkan dalam Bhagavadgita Bab XIV
sloka (3) :
mama yonir mahad brahma
tasmin garbham dadhamy aham,
sambhavah sarvabhutanam
tato bhavati bharata.
Artinya : kandungan-Ku adalah Brahma Yang Esa, di dalamnya Aku
letakkan benih, dan dari
sanalah terlahir semua mahluk, wahai Barata.
Kita ketahui, bahwa dalam badan manusia (laki-aki dan perempuan)
adalah benih yang disebut
sperma dan sel telor. Bersatunya sperma (kama putih) dengan sel
telor (kama bang) terciptalah
janin dalam kandungan seorang ibu dan selanjutnya lahir sebagai
manusia. Yang menjadi
pertanyaan disini adalah, apakah wujud Brahma dalam melakukan
hubungan penyatuan antara
kama putih dan kama bang? Jawabannya adalah manusia. Selanjutnya,
dalam proses memelihara bayi tersebut dari memandikan, menyusui, menimang dan
sebagainya dalam arti
menjalankan fungsinya Wisnu, wujudnya juga manusia. Demikian juga,
ketika manusia melakukan perbuatan seperti : membunuh, merusak, menghancurkan,
itulah Ciwa yang wujudnya juga manusia. Ini berarti, bahwa yang
mengimplementasikan fungsi Tri Murti adalah manusia. Maka dari itu, sebagai
manusia kita harus sadar sesadar-sadarnya, bahwa manusia adalah mahluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna di bawah Dia. Manusia lahir dikawal oleh dewata nawa
sanga, ini berarti bahwa manusia keberadaanya di atas dewata nawa sanga. Akan
tetapi bagi manusia yang tidak menyadari dan tidak mencari diri-Nya di dalam
dirinya, maka mereka akan memposisikan diri dibawah dewa, bethara, leluhur dan
bahkan bersekutu dengan setan. Itulah manusia yang sangat ditentukan oleh
pikirannya (ego).