BHAGAWADGITAsejatinya
merupakan dialog antara jiwa(diri pribadi) dengan Brahman(Tuhan) yang ada dalam diri kita sendiri.
Kegalauan Arjuna mewakili kegalauan diri kita sendiri tentang tugas dan
kewajiban. Ketika kita bimbang, ragu kemanakah kita harus bertanya ??Arjuna bertanya
kepada Krisna, namun setiap orang memiliki Krisna dalam dirinya yaitu percikan
Brahman dalam diri yang disebut Atman. sosok Krisna bukanlah Tuhan, Dia adalah WAKIL TUHAN dalam menyampaikan ajaran Ketuhanan. Ketika WEDA menjadi semakin BIAS
dengan pemujaan dewa-dewa, maka diturunkanlah Bhagawadgitha sebagai pancama
weda yang mengupas tentang Ketuhanan.
I.
DEWA BUKAN MANIFESTASI TUHAN
VII.24
Orang
yang picik pengertian beranggapan
Aku yang tak berbentuk seperti
termanifestasikan
Tidak
mengetahui sifatKu yang kekal abadi
Tidak berubah-ubah, Yang Maha Tertinggi
VII.25
Terselubungi oleh kekuatan cipta mayaKu
Aku tidak kelihatan bagi semua
Dunia yang kacau ini tidak mengetahui Aku
Yang tidak terlahirkan dan tidak pernah sirna
Dari kedua sloka Bhagawadgita tersebut dijelaskan bahwa Brahman Yang Esa tidak termanifestasikan.Anggapan masyarakat selama ini bahwa Tuhan termanifestasikan dalam Dewa, Bethara, Leluhur.Padahal dalam weda sudah jelas sekali disebutkan bahwa dewa adalah CIPTAAN Tuhan yang memiliki tugas masing-masing.Ibarat Presiden yang membagi pekerjaan kepada menteri-menteri nya. JIka kita menyembah Tuhan dalam manifestasinya, maka kita sama saja menyembah semua ciptaanNya, alam semesta ini adalah manifestasiNya. Menyembah sesama ciptaan Tuhan ibarat JERUK makan JERUK.Kita selalu lupa bahwa dalam diri manusia terdapat Atman sebagai percikan terkecil dr Brahman.
Tidak berubah-ubah, Yang Maha Tertinggi
VII.25
Terselubungi oleh kekuatan cipta mayaKu
Aku tidak kelihatan bagi semua
Dunia yang kacau ini tidak mengetahui Aku
Yang tidak terlahirkan dan tidak pernah sirna
Dari kedua sloka Bhagawadgita tersebut dijelaskan bahwa Brahman Yang Esa tidak termanifestasikan.Anggapan masyarakat selama ini bahwa Tuhan termanifestasikan dalam Dewa, Bethara, Leluhur.Padahal dalam weda sudah jelas sekali disebutkan bahwa dewa adalah CIPTAAN Tuhan yang memiliki tugas masing-masing.Ibarat Presiden yang membagi pekerjaan kepada menteri-menteri nya. JIka kita menyembah Tuhan dalam manifestasinya, maka kita sama saja menyembah semua ciptaanNya, alam semesta ini adalah manifestasiNya. Menyembah sesama ciptaan Tuhan ibarat JERUK makan JERUK.Kita selalu lupa bahwa dalam diri manusia terdapat Atman sebagai percikan terkecil dr Brahman.
IX. 25
Yang
memuja dewata pergi ke dewata
Kepada
leluhur perginya yang memuja leluhur mereka
Dan
kepada roh alam perginya yang memuja roh alam
Tetapi
mereka yang memuja Aku, datang kepadaKu
IX. 23
Pun
mereka yang memuja paradewata
Yang berbakti dengan penuh kepercayaan
Sesungguhnya juga memujaKu
Walau
sebenarnya tidak menurut hukum2 ajaran
VII. 20
Tetapi mereka
yang dikendalikan nafsu duniawi
Pergi
ke tempat pemujaan para dewata
Mempersembahkan aneka warna upacara
Menurut cara2 mereka sendiri
VII.23
Akan
tetapi hasil yang didapat mereka
Orang2
yang berpikiran picik adalah sementara
Yang menyembah dewata pergi kepemujaan
dewa2
Tetapi para penganutKu datang kepada Ku
IX.21
Setelah
menikmati surga luas
Mereka
kembali ke dunia manusia
Dikala nilai kebajikan terhabisi
Sesuai ajaran dalam ketiga kitab suci
Demi
mencapai kenikmatan mereka datang dan pergi
Karena dewa, bethara
dan leluhur memiliki wujud masing-masing sebagai ciptaan Tuhan, maka apabila
kita memuja mereka dan memusatkan pikiran kepada mereka maka setelah kita
meninggal maka setinggi2nya kita akan
sampai pada alam mereka. Karena banyak orang Bali memuja bethara maka setelah
meninggal mereka NGAYAH di pura dalem.
Seseorang yang memuja dewa maka setinggi – tingginya akan sampai dan
tinggal di surga sesuai nilai kebajikannya. Setelah itu mereka akan mengalami
reinkarnasi kembali. Belumlah terbebas dari lingkaran kelahiran dan kematian
(samsara).Walaupun seseorang memuja dewa dengan maksud memuja Tuhan tetaplah
tidak sesuai dengan hukum ajaran Ketuhanan.Hasil yang mereka peroleh adalah
bersifat sementara dan bersifat kesenangan duniawi.
II. BRAHMAN / IDA
SANG HYANG WIDHI
XIII.12
Hendak Kuuraikan apa yg harus diketahui
Dan mengetahuiNya, hidup abadi akan
tercapai
Dialah
yang disebut Brahman, Yang Maha Esa
Tiada permulaan, Yang ada dan Yang Tiada
X.12
Engkau
adalah Brahman, Yang Maha Tinggi
Tahta tertinggi, pensuci tertinggi, manusia
suci
Kekal abadi, dewata pertama dari semua
dewata
Tak terlahirkan, Maha Kuasa meliputi segala
X.2
Baik para dewata maupun rsi agung
Tidak mengenal asal mula Ku
Sebab dalam segala hal Aku
Adalah
sumber para dewata dan rsi agung
Sloka-sloka
Bhagawadgita menjelaskan bahwa BRAHMAN adalah Yang MAha Tinggi, Yang Maha
Kuasa, sumber para dewata dan rsi agung, meliputi segala sesuatu, Yang Ada dan Yang Tiada. Brahman adalah sumber
segalanya, Dia menciptakan alam semesta beserta dan para pemainnya (manusia,
jin, dewa,iblis) serta scenario kehidupan yang
telah tertulis dari awal penciptaan sampai dengan pralaya.
VIII.16
Dari tempat Brahman kebawah selanjutnya
Semua mengalami kelahiran kembali
Tetapi setelah mencapai Aku
Tidak
akan kembali ke-kelahiran lagi
VIII.13
Dia yang mengucapkan aksara tunggal AUM
Yaitu Brahman, dan mengenangkan Aku
Sewaktu ajal telah memanggil kembali
Meninggalkan jasmani, pergi ketujuan tertinggi
VIII.5
Barangsiapa
pada waktu ajal tiba
Berpulang,
meninggalkan badan jasmani ini
Dengan
mengenang Aku selalu, datang kepada Ku
Ini
tidak dapat diragu-ragukan lagi
XV. 6
Matahari tidak menyinari dia
Rembulan dan apipun juga tiada
Itulah tempatKu yang tertinggi dimana
Bila
mereka sampai takkan kembali lagi
Alam Brahman
merupakan tujuan tertinggi dimana mereka yang sampai tidak akan terkena hukum
reinkarnasi (tidak mengalami kelahiran kembali). Pada saat Jiwa Pribadi (JP)
mampu memasuki alam Brahman, akan barulah tercipta Atman Brahman Aikyam yaitu ketikan
Atman telah sama sifatnya dengan Brahman, Roh telah sampai kepada Sang Maha
Roh. Manusia sebagai ciptaan ditugaskan untuk mengembalikan Roh (Atman) kepada
Sang Maha Roh (Brahman).Sebelumnya dalam Ringkasan Weda telah dijelaskan bahwa
manusia terdiri dari dua unsur : Jiwa Pribadi (jiwatma) dan Atman.
IX. 34
Pusatkan
pikiranmu padaKu, berbakti padaKu
Bersujud padaKu, sembahlah Aku
Dan setelah kau mendisiplinkan jiwamu
Aku jadi tujuanmu tertinggi, kau akan tiba
padaKu
IX. 22
Tetapi mereka yang hanya memuja Ku sendiri
Merenungkan
Aku selalu, kepada mereka
Ku bawakan segala apa yang mereka tidak
punya
Kulindungi segala apa yang mereka miliki
Dalam hal
pemujaan kepada Brahman maka kita disuruh untuk memusatkan pikiran,
merenungkan, memuja, HANYA KEPADA BRAHMAN. Tidak dibenarkan untuk menduakan
Tuhan dengan memuja mahluk-mahluk ciptaanNya seperti : dewa, bethara dan
leluhur. Kepada mereka kita cukup MENDOAKAN dengan GAYATRI MANTRAM agar mereka
diberi kesempurnaan.
III. WUJUD BRAHMAN
sebagai BRAHMAN YANG ESA dan BRAHMAN DALAM DIRI
XIII.15
Ada
diluar dan didalam semua insani
Tiada bergerak tetapi bergerak senantiasa
Terlalu amat halus untuk diketahui
Jauh
nian, namun juga dekat sekali
XIII.16
Tidak
dapat dibagi-bagi
Namun
terbagi diantara insani
Diketahui sebagai pemelihara mahluk semua
Memusnahkan dan menciptakan mereka
Dalam
Bhagawadgita disebutkan bahwa Brahman ada di luar diri (Brahman Yang Esa) dan
Brahman ada di dalamdiri (Brahman dalam diri).Beliau jauh nian (Brahman Yang
Esa) namun juga dekat sekali (Brahman dalam diri). Beliau tidak dapat dibagi-bagi (Brahman Yang
Esa) namun terbagi diantara insani ( Brahman dalam diri). Jadi BRAHMAN memiliki
dua wujud yaitu Tuhan yang Tak Termanifestasikan (Tuhan Yang Esa/Nirguna
Brahman) dan Tuhan yang Termanifestasikan (Tuhan dalam diri/Saguna Brahman).Brahman
dengan kemahakuasaannya telah memecah dirinya menjadi percikan2 kecil namun
yang awal tetap sempurna.
PERWUJUDAN BRAHMAN YANG ESA
IX.4
IX.4
Alam semesta ini diliputi olehKu
Dengan wujudKu yang tak nyata
Semua mahluk ada padaKu
Tetapi Aku
tidak berada pada mereka
IX.5
Namun mahluk tidak berdiam dalamKu
Ketahuilah keagungan yoga suciKu
Aku menjadi sumber dan pendukung mereka
Tetapi Aku tidak
berdiam dalam mereka
X.39
Dan selanjutnya apapun oh Arjuna
Benih segala mahluk ini adalah AKU
Tidak ada sesuatupun bisa ada, Bergerak atau tidak bergerak
tanpa AKU
X.39
Dan selanjutnya apapun oh Arjuna
Benih segala mahluk ini adalah AKU
Tidak ada sesuatupun bisa ada, Bergerak atau tidak bergerak
tanpa AKU
IX.10
Alam semesta ini dibawah pengawasanKu
Memberi kelahiran kepada segala sesuatu
Yang bergerak dan yang tidak bergerak
Oh Kutiputra,
dengan ini dunia berputar
X.42
Tapi apakah
gunanya bagimu, Arjuna
Pengetahuan yang
sekecil-kecilnya ini ?
Kupelihara dan kuliputi jagat ini
Hanya dengan sekelumit kecilKu yang ada
Sloka
Bhagawadgita diatas menjelaskan bahwa Brahman Yang Esa tidak berada di dalam
ciptaannya.Dan mahluk ciptaanNya tidak berada didalam diriNya.Dia memiliki alam
tersendiri yaitu Alam Brahman. Dimana para yogi yang telah sampai tidak akan
kembali karena Dia Maha Rahasia. Alam semesta diliputi oleh ilusi Brahman
dengan kekuatan yoga.
IX.9
Namun
perbuatan itu tidak mengikat Aku
Oh Dananjaya, sebab Aku duduk
Seolah-olah
acuh tak acuh
Tidak tersangkut dengan perbuatan itu
V.14
Yang
Maha Kuasa tidak menciptakan alat apa2
Juga
tiada berbuat untuk dunia manusia
Dan tidak menghubungkan kerja dengan
pahalanya
Ini sebenarnya adalah manifestasi alam
benda
V.15
Brahman
Seru Sekalian Alam tiada menerima
Baik
dosa maupun kebajikan seorang manusia
Budi pekerti yang diselubungi ketidaktahuan
Lah menyebabkan mahluk tersesat di jalan
Dalam sloka
diatas, disebutkan bahwa Brahman Yang Esa seolah2 “PENSIUN” melihat ciptaanNya
bermain namun Beliau memiliki hak prerogative untuk merubah skenarioNya.Brahman
Yang Esa tidak mengurusi dosa dan pahala manusia karena semua telah diserahkan
kepada Brahman Dalam Diri (Atman).
PERWUJUDAN BRAHMAN DALAM DIRI
X.20
Aku
adalah jiwa yang berdiam dalam hati
Segala
insani, wahai Gudakesa
Aku adalah permulaan, pertengahan
Dan penghabisan dari mahluk semua
Maknanya :
ketika Arjuna bertanya kepada Krisna ttg perwujudan Tuhan yang utama maka
Krisna menyebutkan bahwa jiwa (Atman) yang berdiam dalam hati setiap manusia
sebai perwujudan utamaNya.
XV. 15
Aku
berdiam dalam hati semua
Ingatan dan ilmu pengetahuan datangnya
Dan hilangnya dari aku jua
Aku
lah sebenarnya harus diketahui
Oleh
semua kitab suci Weda
Maknanya : weda yang sejati ada dalam diri kita sendiri,
weda mengajarkan untuk mencari Tuhan Dalam Diri.
IX.11
Mereka
yang tolol tidak menghiraukan Aku ini
Mengenakan
badan jasmani manusia
Tidak mengetahui sifatKu yang lebih tinggi
Sebagai Pelindung Agung segala yang ada
Maknanya : orang2 tidak menghiraukan Tuhan dalam dirinya
sehingga meminta perlindungan kepada bethara,
leluhur padahal pelindung yang sejati ada didalam diri mereka sendiri.
XVIII.61
Tuhan
yang berdiam di hati setiap insani
Menyebabkan
mereka semua berputar
Beredar dengan prinsip kekuatan maya Nya
Seolah olah berada diatas mesin belaka
Maknanya : manusia ibaratnya wayang. manusia bisa hidup karena
ada Tuhan dalam dirinya. Tuhan adalah sumber kehidupan.Tidak ada sesuatupun
yang bisa bergerak tanpa ada Aku.
XIII.22
Purusha
Yang Maha Agung
Dalam
badan disebut Saksi
Pengawas, Pendukung, yang mengalami
Penguasa tertinggi, jiwa yang Agung
XIII.31
Karena Jiwa Yang Agung ini kekal abadi
Tanpa permulaan, tanpa sifat-sifat
Oh Kuntiputra, walau bersemayam dibadan ini
Dia
tidak berbuat dan tidak terkena akibat
Maknanya : Brahman dalam diri manusia berfungsi sebagai
saksi atas segala perbuatan kita, mengawasi, mengabulkan segala doa. Dia
bersifat NETRAL…tidak berbuat dan tidak terkena hukum sebab akibat.
XIII.17
Dia adalah cahaya dari semua cahaya
Dikatakan diatas kegelapan,ilmu pengetahuan
Yang harus diketahui dan tujuan ilmu
pengetahuan
Dia
berada didalam hati sanubari semua
X.11
Dengan kasih sayang kepada mereka
Aku
yang ada didalam jiwa mereka
Hancurkan kegelapan karena kedunguan
Dengan sinar cahaya ilmu pengetahuan
Maknanya :
Brahman dalam diri manusia adalah cahaya ilmu pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan
tertinggi yang dapat menghancurkan kegelapan karena AWIDYA dengan cahaya ilmu
pengetahuan.
IV. BRAHMAN MANA
YANG DISEMBAH
BG XII.5
Kesukaran
pada orang yang pikirannya
Terpusat
pada Yang Tak Termanifestasikan
Lebih
besar, sebab Yang tak-termanifestasikan
Sukar
dicapai orang yang dikuasai jasmaninya
Brahman sudah
tau kemampuan ciptaannya susah memusatkan pikiran ke yang tak termanifestasikan
makanya disuruh memusatkan pikiran ke Brahman dalam diri saja. Sejauh mana kamu
mengenal dirimu maka sejauh itulah kamu mengenal Tuhanmu.Hal ini sudah
disimbolkan dalam tiga aksara suci yaitu
Ang Ung Mang. Ang sebagai symbol atma (jiwa pribadi) Ung sebagai symbol
jiwatma (brahman dalam diri) dan Mang sebagai symbol Paramatma (Brahman yang Esa). Ang harus ketemu dengan Ung dulu baru
bias bertemu dengan Mang sehingga terciptalah AUM atau OM.Pada umumnya orang
keliru dalam memknai sloka ini. Kata lebih mudah termanisfestasikan diwujudkan
dalam memuja patung, arca padahal maksud sloka ini adalah lebih mudah
menyembah tuhan yang termanifestasikan dalam diri.
V.15
Brahman Seru Sekalian Alam tiada menerima
Baik dosa maupun kebajikan seorang manusia
Budi pekerti yang diselubungi ketidaktahuan
Lah menyebabkan mahluk tersesat di jalan
Maknanya :
Brahman Yang Esa tidak menerima segala persembahan, dosa dan pahala manusia.
V.29
Setelah mengetahui Aku sebagai penerima
Persembahan bakti dan tapa meditasi
Sebagai Seru Sekalian Alam, pencinta mahluk
semua
Ia mencapai kedamaian abadi
Maknanya : Brahman dalam dirilah yang menerima segala
persembahan, doa dan meditasi kita
V. CARA MELAKUKAN
PERSEMBAHAN
IV.11
Jalan manapun ditempuh manusia
Kearah-Ku semuanya Ku-terima
Dari mana-mana semua mereka
Menuju jalan-Ku
Maknanya : manusia bisa mencari Tuhan dengan melalui agama
apapun.
IX.26
Siapa yang sujud kepadaKu dengan
persembahan
Setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji
buah2an
Atau seteguk air, Aku terima sebagai bakti
Persembahan dari orang yang berhati suci
Maknanya : apapun yang kita persembahkan harus didasari
oleh hati yang suci dan ditujukan kepada Aku (Brahman)
X.25
Aku ini meditasi hening diantara cara
memuja
Aku ini OM diantara ucapan suci
X.35
Diantara syair suci Aku adalah Gayatri
Maknanya : Jika ingin memuja Aku (Brahman) maka pakailah
Gayatri. Gayatri adalah ibunya weda.
IV.28
Ada yang
mempersembahkan harta, ada tapa
Ada yoga, dan yang lain pula
Pikiran terpusat
dan sumpah berat
Mempersembahkan ilmu dan pendidikan budi
Maknanya :
Bhagawadgita bersifat sangat fleksibel terhadap persembahan umat kepada
Brahman. Dalam hal ini terdapat lima cara berbakti kepada Brahman yaitu : (1)
benda materi/sesaji (2) tapa/pengekangan diri
(3) ilmu pengetahuan (4) yoga. Namun sebagai umat hindu kita diharapkan
berpikir cerdas. Dari sekian jalan yang disediakan…jalan manakah yang lebih
utama ??
IV.33
Persembahan
berupa ilmu pengetahuan
Lebih
bermutu daripada persembahan materi
Dalam keseluruhan kerja ini
Bersumber pada ilmu pengetahuan
Maknanya :Persembahan
ilmu pengetahuan lebih tinggi nilainya daripada persembahan materi terutama
ilmu pengetahuan ttg KETUHANAN.Memang tradisi sekarang masih banyak terfokus
kepada persembahan materi berupa banten.Namun persembahan materi ini tidak
sesuai jika dipersembahkan untuk ghaib.Ghaib sudah tidak memakai badan kasar
jadi tidak butuh makan minum. Yang mereka butuhkan adalah doa dari
keturunannya.
IV.36
Walau seandainya engkau paling berdosa
Diantara manusia yang memikul dosa
Dengan perahu ilmu pengetahuan ini
Lautan dosa akan engkau sebrangi
IV. 37
Bagaikan api menyala
Membakar kayu api menjadi abu
Api ilmu pengetahuan demikian pula
Membakar segala karma menjadi abu
Maknanya : Begitu hebatnya ilmu pengetahun ini sehingga
dapat menghapuskan segala dosa seperti api membakar kayu api menjadi abu.
Dimanakah ilmu pengetahuan itu berada ?
IV. 38
Tidak ada sesuatu di dunia ini
Dapat menyamai kesucian ilmu pengetahuan
Mereka yang disempurnakan dalam yogi
Menemuinya
sendiri dalam jiwanya pada waktunya
Maknanya : ilmu
pengetahuan sejati ini berada dalam diri kita sendiri. Ilmu pengetahuan ini
terdapat pada Jiwa Agung yang ada dalm setiap insan. Ilmu pengetahuan apakah
yang dimaksud ?
V.16
Tetapi mereka yang ketidaktahuannya
Dilenyapkan oleh pengetahuan tentang ATMAN
Pengetahuan itu bercahaya bagaikan matahari
Memperlihatkan
Yang Maha Tinggi
X.32
Diantara segala ilmu pengetahuan Aku adalah
falsafah ATMAN
lmu pengetahuan
apakah yang dimaksud ini? Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu
pengetahuan tentang ATMAN (Tuhan dalam diri).Begitu dahsyat nya ilmu
pengetahuan ttg Atman ini sehingga jika manusia mampu menemukan ilmu
pengetahuan yg terdapat dalam jiwanya itu maka segala dosa aka terhapuskan.
Seperti api yang membakar kayu menjadi abu begitu juga api ilmu pengetahuan
membakar karma menjadi abu. Carilah ilmu pengetahuan ini dalam diri sendiri.Orang
yang mencari Tuhan dalam dirinya dalam Bhagawadgita disebut sebagai seorang
YOGI.
VI. 46
Seorang
YOGI lebih besar dari pertapa
Ia
lebih mulia daripada sarjana
Lebih
utama dari yang melakukan upacara
Karenanya,
menjadilah YOGI, oh arjuna
VIII.28
Pahala kebajikan tersirat dalam kitab suci
weda
Bakti persembahan, tapabrata, sedekah
sumbangan
Semuanya itu dilampaui oleh YOGI yang
mengetahui
Segala sesuatu ini dan mencapai tempat
utama tertinggi
Disebutkan
bagaimana keutamaan seorang YOGI lebih mulia dari pada seorang pertapa, sarjana
dan lebih utama daripada orang yang melakukan upacara (yadnya). Apabila seorang
Yogi telah mengenal Tuhan dalam dirinya maka hal itu melampaui segala sesuatu
yang terdapat dalam kitab suci. Siapakah yang disebut dengan YOGI ?
VI.8
Yang jiwanya penuh
ilmu dan budi pekerti
Teguh iman, panca
indria dikuasai
Memandang segumpal
tanah, batu dan emas sama
Maka ia-lah disebut seorang yogi
V.23
Dia yang kuasa
menahan nafsu birahi
Dan amarah
murkanya di dunia ini
Sebelum
meninggalkan jasad raganya
Dialah Yogi, dialah orang yang bahagia
VI. 18
Bila pikirannya
yang telah terkendalikan
Terpaku hanya
kepada ATMAN
Bebas dari nafsu
dan segala keinginan
Maka ia dikatakan berhasil dalam yoga
VI. 19
Bagaikan nyala
pelita tak tergoyahkan
Ditempat tak
berangin, demikian yogi
Dengan pikirannya
yang dikendalikan
Melaksanakan konsentrasi jiwa pada ATMAN
XVIII.51
Diperlengkapi dengan pengertian suci
Teguh
mengendalikan jiwa, menghindari suara
Dan objek pancaindria, lain2 serta
Menjauhi segala yang dicintai dan dibenci
XVIII.52
Berdiam di tempat suci, makan hanya
sekedarnya
Perkataan,
badan jasmani dan pikiran terawasi
Selalu
bermeditasi dan berkonsentrasi
Serta
bernaung dibawah kedamaian hati
XVIII.53
Membuang jauh-jauh egoisme, kekerasan
Keangkuhan, nafsu, amarah dan harta
kekayaan
Suka bersosial dan memiliki ketenangan
pikiran
Ialah
yang patut menjadi satu dengan Brahman
XIII.8
Tak
hirau akan keduniawian
Menjauhkan keakuan dan bayangan
Atas keburukan kelahiran kematian
Usia tua sakit dan kesengsaraan
XIII.9
Tanpa
ketergantungan, bebas dari
Ikatan
anak istri, rumah tangga
Dan
sebagainya, selalu netral menghadapi
Peristiwa
yang diinginkan atau tak diinginkan
XIII.28
Dikala ia melihat Yang Maha Kuasa
Bersemayam merata dimana-mana
Ia
tidak menyakiti Jiwa dengan jiwa
Dan ia pun mencapai tujuan utama
VI. 5
Biarlah ia mengangkat jiwanya dengan Jiwa
Janganlah jiwanya menjerumuskan dirinya
Sebab
hanya Jiwa adalah teman jiwanya
Dan hanya jiwa adalah musuh Jiwanya
VI.6
Jiwa menjadi teman jiwa orang yang bisa
Menguasai jiwanya dengan Jiwa
Tetapi bagi yang jiwanya tidak ditaklukan
Jiwa
Seperti musuh, menjadi lawan
Seorang YOGI adalah
orang yang jiwanya penuh ilmu dan budi pekerti, teguh melaksanakan tapa brata
yoga semadhi mengendalikan pikiran dan panca indrianya, menguasai segala nafsu
dalam dirinya, pikiran terpaku kepada Atman. Tidak silau akan keduniawian,
bebas dari keterikatan dan selalu netral menghadapi segala peristiwa dan
senantiasa bernaung dibawah kedamaian hati serta memiliki ketenangan pikiran.
VI. 47
Dan juga diantara semua yogi
Dengan penuh kepercayaan menyembah Aku
Dengan inti
jiwa bersatu pada Ku
Ia
adalah yogi terbaik bagi-Ku
XIII.23
Dia
yang mengetahui purusha dan prakerti
Bersama sama segala sifatnya
Walaupun bagaimana cara hidupnya
Ia
tiada lagi kembali menjelma
XVIII.54
Setelah
menjadisatu dengan Brahman
Jiwanya tentram, tiada duka tiada nafsu
birahi
Memandang semua mahluk insani sama
Ia mencapai pengabdian kepadaku yang tertinggi
II.51
Orang
yang jiwanya bersatu dengan Yang maha Tahu
Tiada lagi mengharapkan pahala dari
kerjanya
Membebaskan dirinya dari ikatan kelahiran
Mencapai tempat dimana duka nestapa tiada
V.20
Dia yang tidak bergirang menerima suka
Dan juga tidak bersedih menerima duka
Tetap tinggal tenang dan berteguh iman
Mengetahui
Brahman bersatu dengan Brahman
XVIII.55
Dengan jalan mengabdi ia mengetahui Aku
Betapa agung dan siapa Aku sebenarnya
Dan setelah mengetahui Aku yang
sesungguhnya
Ia
kemudian masuk kedalam-Ku
Yogi yang
terbaik adalah yogi yang telah mampu bersatu
dengan Brahman dalam dirinya (Aham Brahman Asmi) untuk selanjutnya terus
mengabdi melakukan Iswara Prani Dhana (penyerahan diri secara total) sebagai PELAYAN TUHAN dan apabila dikehendaki
dapat mencapai Moksa (Brahman Atman Aikyam) memasuki alam Brahman dan tidak
terkena hukum reinkarnasi.
II.45
Weda menguraikan tentang triguna
Bebaskan dirimu daripadanya dan dualitas
Pusatkan pikiran pada kesucian
Lepaskan dirimu dari duniawi
Bersatu
dengan Atman
Maknanya :
untuk bisa bersatu dengan atman (tuhan dalam diri) maka kita harus melepaskan
keterikatan pikiran dari duniawi dan dualitas sehingga pikiran menjadi NETRAL.
XIII.23
Dia yang mengetahui purusha dan prakerti
Bersama sama segala sifatnya
Walaupun bagaimana cara hidupnya
Ia
tiada lagi kembali menjelma
VIII.16
Dari tempat Brahman kebawah selanjutnya
Semua mengalami kelahiran kembali
Tetapi setelah mencapai Aku
Tidak
akan kembali ke-kelahiran lagi
Maknanya :Seorang yogi apabila dikehendaki untuk mencapai
Brahman Yang Esa tidak akan menjelma kembali dan tidak terkena hukum
reinkarnasi.Namun hal ini sangat sulit karena selain diperlukan usaha yang
keras juga tidak terlepas dari faktor KEHENDAK.
Dalam hal pemujaan kepada Brahman maka kita disuruh untuk memusatkan pikiran, merenungkan, memuja, HANYA KEPADA BRAHMAN.
BalasHapusyg mnjadi prtyaan saya. sperti apakh wujud Brahman??? krn slma ini stiap x mlksnakan japa yg sya byngkn pstilah Acntya, apakh slah??di dalam diri qt ada Brahman, jdi apakh qt hrs mmbyangkn dri sndri pda saat Japa???
mohon petunjuk,,
suksma!!!
XII.5
HapusKesukaran pada orang yang pikirannya
Terpusat pada Yang Tak Termanifestasikan
Lebih besar, sebab Yang tak-termanifestasikan
Sukar dicapai orang yang dikuasai jasmaninya
Kalo kita membayangkan Tuhan sebaga acintya (tak terpikirkan) memang lebih sulit. Namun kita disarankan untuk membayangkan wajah sendiri pada saat Japa. Dalam BG sudah dijelaskan wujud Tuhan yang utama yaitu sebagai Jiwa kita sendiri.
X.20
Aku adalah jiwa yang berdiam dalam hati
Segala insani, wahai Gudakesa
Aku adalah permulaan, pertengahan
Dan penghabisan dari mahluk semua
Bisa juga membayangkan Ongkara sebagai aksara suci, atau memusatkan pikiran pada ucapan (mantra) Gayatri.
ijin menambahkan mengenai perwujudan Brahman sudah dijelaskan secara lengkap oleh Krisna dlm BG.X - XI sedikit dlm bab tersebut.. diantara binatang Aku adalah singa, diantara pahlawan kebenaran Aku adalah Rama dst.. secara singkat bisa disimpulkan bahwa Beliau adalah yang paling TER..(tertinggi, terkuat, terbaik dst..) tidak ada yang menyamai keagungan dan kedudukanNya, Beliau maha tinggi diatas segala-galanya, Beliau diatas semua mahluk2 di alam semesta ini, beliau adalah raja dr segala yang ada, perwujudan beliau melingkupi
Hapussegala-galanya di alam semesta ini baik yang kasat mata maupun tidak. jadi dapat disimpulkan jg bahwa Brahman ada WUJUDnya(meskipun wujud sebenernya hanya DIA sendri yang tau).
mengenai meditasi atau japa yg bisa sy sarankan Pertama adalah sadarilah bahwa Tuhan jg ada dalm diri kita. jd mohon restu dan tuntunan beliau untuk bermeditasi/japa,
Kedua diperlukan sikap hening atau khusuk, dalam hal ini sangat tergantung kepada kondisi pikiran kita.. tentu saja pada awalnya mungkin pikiran kemana2(krn bnyk keinginan) tetapi seiring dngn kedisiplan kita melakukan TBYS(tapa brata yoga samadhi) pikiran akan terkonsentrasi dengan baik. "Ring angambeki yogi kiteng sakala," hanya dalam keadaan yogi wajah Tuhan akan tampak ibarat air yg tenang dalam tempayan maka bayangan bulan akan terlihat jelas.
Ketiga.ketika seseorang beriktiar untuk berjalan dijalanNya, Tuhan
sangat mengetahui kondisi dan porsi orang itu dalam mencapaiNya jd Tuhan akan membimbing dengn caraNya sendiri baik dlm ilmu maupun laku. terima kasih
Om swastyastu
HapusIzin bertanya,apakah mungkin membayangkan Tuhan yg mempunyai sifat tak terpikirkan,jika dia ada di dalam diri berupa roh/atma, bagaimanakah rupa/wujud atma tsb ? karena sy sendiri belum pernah lihat,tetapi sy pernah baca sebuah buku "Authobiografi Of Parahamsa Yogananda"
Disana beliau mengatakan pernah melihat Roh seseorang saat mau masuk ke badan baru. Dan roh tersebut hanya berupa sinar kecil Dan beliau bisa tahu bahwa itu adalah roh si A melalui sifat2 saat si A masih hidup di dunia
Apakah bermeditasi pada roh maksudnya bermeditasi pada wujud sinar di dalam diri sendiri ?
Mohon penjelasannya
Om santi,santi,santi, Om
maaf trlalu sering brtnya, di dalam Panca Sembah pda saat pmujaan yg ke 4, mohon panugrahan majeng ring Sang Hyang Samodaya.
BalasHapusitu bgaimana?? keliru ato salah?? brati yg membuat mantra itu slah donk?? bknkh itu sdh ada dri dlu?? knpa bkn pda Sang Hyang Widhi?? apakh memang tgas Beliau pda saat itu sbg pemberi anugrah???
maaf trlalu bnyak tnda tanya.... :)
mhon pncerahan untuk sya yg masih sgat awam ini....
Pada Panca Sembah bait ke 4 mengaturkan sembah kepada para dewata (kalo di bali Ida Bethare Sami) yang tidak bisa disebut satu persatu, mantra ini tetap mengacu untuk menyembah dewata. Mantra ini tidak salah namun mantra ini adalah pemujaan kepada para dewata. Hal ini sudah dijelaskan dalam BG :
HapusIX. 25
Yang memuja dewata pergi ke dewata
Kepada leluhur perginya yang memuja leluhur mereka
Dan kepada roh alam perginya yang memuja roh alam
Tetapi mereka yang memuja Aku, datang kepadaKu
IX. 23
Pun mereka yang memuja para dewata
Yang berbakti dengan penuh kepercayaan
Sesungguhnya juga memujaKu
Walau sebenarnya tidak menurut hukum2 ajaran
kita mengenal Tri Pramana dalam memahami suatu ajaran, jika kita melaksanakan apa yang tersurat dalam agama saja tanpa mau mengkaji lebih dalam(secara hakekat) disebut agama pramana lalu setingkat diatasnya adalah anumana dan pratyaksa.
Hapusorang yg sudah memakai anumana atau pratyaksa pramana tidak bisa menyalahkan orang yg menjalankan agama pramana saja karna tingkat pemahaman orang berbeda2 dan itu tdk bs dipaksakan.
mengkaji sang hyang samodaya secara hakekat tentu saja pertama kali kita akan bertanya.. siapakah beliau yg kita puja/sembah?? apakah beliau Tuhan atau selain Tuhan? apakah Tuhan yang tunggal atau ciptaan Tuhan atau manifestasi Tuhan?? apa makna mantra pemujaannya apakah sudah sesuai pedoman weda dan Bhagawad Githa? siapakah sebenarnya yg memberi anugrah, restu, berkah kpd manusia?? dimana keberadaan beliau??.. dst
smoga Tuhan selalu menuntun kita semua.suksma
bls donk mbak Wahyu....
BalasHapuspemahaman hanya sebatas bhagavadgita tentang brahman yg ada dalam ufanisad tp mengesampingkan tafsir tafsir ufanisad it sendiri, jadinya tak ubahnya agama islam hanya memuja alllah
BalasHapussesungguhnya bhagavadgita adalah kebenaran, dan itulah yang harus dituju.. Dia yang tidak bermula, sumber seluruh ciptaan, Dia tidak berakhir, dan kepadanyalah Tempat kembali, engkau benar tentang apa yang kau tuliskan dalam bhagavadgita, Maha Suci Dia dari segala yang dipersekutukan orang picik.. wahai insan, ketahuilah Brahman yang telah menciptakan, menjaga, dan merizkii kamu, kematianmu ada pada-Nya.. sesungguhnya kepada siapapun menyembah maka semua akan kembali kepada Yang Maha Kuasa, yang Esa, tetapi jalan kebenaran sudah nyata, untuk apa ragu menapakinya, dari pada tersesat dan tidak tahu jalan pulang, yang mengantarkan kepada kebutaan lahir dan batin.
BalasHapusBrahman maha suci dari apa yang dipikirkan manusia tentang wujud, cukuplah bagi kita memuja-Nya dengan ketulusan dan keyakinan tentang Brahman, sebagaimana sabdanya dalam bhagavadgita "sembahlah Aku, sujudlah kepadaKu", para resi pun tahu dan dewata juga demikian bahwa bersujud kepada Brahman dengan sepenuh hati adalah penyembahan tertinggi dan terdekat dengan Brahman..
BalasHapusmohon maaf sebelumnya, saya ingin bertanya, jika kita memuja dewa, bethara, leluhur, dan Brahman (Tuhan) secara bersamaan, apakah masih dibenarkan ? karena saya sendiri merasa klo kita memaknai dan merasakan sesuatu yg ada di alam ini (apapun bentuknya) dengan penuh kesadaran dan kebaktian akan membawa/mendekatkan diri kita kepada Beliau. mohon bimbingannya, terima kasih :D
BalasHapusOSA...
BalasHapusMohon Maaf saya harus mengatakan penafsiran anda terhadap sloka-sloka dalam Bhagawad Gita diatas, sungguh sangat ceroboh dan dangkal dalam menafsirkan. dan dapat memberikan kebimbangan di kalangan umat. entah itu adalah penafsiran pribadi atau atas bimbingan guru rohani. Saya sarankan apabila anda ingin menafsirkan suatu sloka dalam pustak suci atas bimbingan guru rohani yang bonafit, sehingga dihasilkan penafsiran yang terang. Ketika anda paham sepenuhnya dengan konsep aham brahasmi dan Konsep Pantheisme... tidak akan muncul penafsiran seperti diatas.
Mohon maaf sekali lagi saya berkomentar seperti ini, karena postingan ini dipublish dan dibaca oleh semua khlayak .
Om santi santi santi
Om Asato ma Sad Gamaya
Mohon maaf utk yg diatas saya... Numpang tanya, guru rohani yang bonafid itu kriterianya apa ya?
BalasHapusSeperti halnya komentar sdr. adi diatas, baik artikel maupun beberapa komentar di atas ada sedikit bias dlm penulisan atau mungkin memang ada sedikit salah pemahaman, ini mungkin bisa membingungkan rekan-rekan lain yg membacanya.
BalasHapusKekeliruan 1 : Krishna adalah wakil Tuhan. ini seolah-olah di dlm agama Hindu ada sesosok Tuhan di atas sana dan kemudian ada wakil yg turun ke bumi. Padahal dlm agama Hindu Tuhan itu Brahman tanpa wujud yg ada dimana-mana sehingga apapun yg berwujud adalah manifestasi, dan Krisna adalah Avatar yg berkesadaran Brahman. Karena Brahman bukan sesosok wujud tetapi Sat Chit Ananda yaitu eksistensi mutlak, kesadaran dan kebahagiaan.
2. Brahman dikatakan ada wujud yg hanya Dia yg tahu, ini sangat keliru, Brahman adalah Sat Chit Ananda.
3. Penjelasan dr Sloka VII. 24 juga ada sedikit bias.
Brahman tentu saja tdk berwujud dan tdk pernah berubah menjadi wujud. Manifestasi adalah percikan Brahman yg memakai wujud seperti baju. Dan manifestasi mamang terjadi, kalau tidak bagaimana kita bisa melihat dan mengalami sesuatu kalau tdk ada wujud?
Maksud sloka2 tersebut sebenarnya adalah dr sudut pandang orang2 yg kurang pengetahuan dimana menganggap Avatar, Dewa dsb adalah wujud semata tanpa memahami aspek yg kekal yaitu Atman / Brahman. Pemujaan kpd dewa, avatar harus memahami aspek Rohani / Atman / Brahman. Bagi orang awam yg tdk mampu dg jalan Meditasi dan Jnana Yoga yg cenderung langsung ke aspek kesadaran Brahman, bisa dg jalan Bhakti yoga dimana pada tahap awal adalah perhatian pada aspek wujud kemudian pada akhirnya sampai ke aspek tanpa wujud yaitu kesadaran Brahman.
Sebenarnya tdk ada istilah menyembah Brahman karena memang bukan sesosok wujud, perhatian kepada Atman / Brahman adalah untuk memberi pencerahan spiritual dg mengabaikan hal2 materi (non spirit).
Kalau ada komentar menyembah Brahman berarti dlm pemahamannya tentang Tuhan masih berupa sesosok wujud yg ada di atas sana.
Klau emnk krisna wkil tuhan dia gk bkal bsa memperlihatkan wujud aslinya bhwa sesungguhnya krisna adalah brahman....Jgan asal bicara donk orang hindu tpi gk tw hakikat tentang krisna adalah brahman bliau adalah kbenaran mutlak....Cbak liat jiwamu klau itu bkan krisna dlam jiwamu....
Hapus:) luar biasa :)
BalasHapusKrishna mengatakan matah parataram nanyad kincid asti dhananjaya. Tidak ada kebenarang tertinggi selain Aku (Krishna). Krsna adalah Tuhan Yang maha esa. Yg disebut sbg brahman, paramatman dan bhagavan. Krsna adalh Tuhan bagi seliruh makhluk. Aham sarvasya prabhavo. Krsna adalah Parambrahma (Tuhan tertinggi).
BalasHapusTulisan yang bagus. Mencerahkan.
BalasHapusMenambahkan sedikit saja dari Bpk Ianz Swastika diatas, Śrīmad-Bhāgavatam (1.2.11) menyatakan: "vadanti tat tattva-vidas, tattvaṁ yaj jñānam advayam, brahmeti paramātmeti, bhagavān iti śabdyate"
("Kebenaran Mutlak itu diwujudkan dalam tiga tahap pemahaman oleh yang mengetahui_NYA, tahap pemahamannya menyebutkan tentang Brahman (aspek impersonal yang berada dimana-mana dan merasuki setiap ciptaan_NYA), Paramatman (aspek lokal Beliau yang berada di setiap jiwa dari mahluk hidup) dan Bhagavan (Personalitas Tuhan yang Maha Esa))"
Tiga aspek ilahi ini diibaratkan sebagai "matahari". Cahaya matahari, planet matahari dan Sang Penguasa Matahari. Tahap awal kita mengenal cahaya matahari, kemudian apabila kita mempelajari lebih jauh lagi kita mungkin bisa mengenali planet matahari yang memancarkan cahaya tersebut. lalu, pada tingkatan pemahaman lebih tinggi lagi, dimungkinkan kita mengenali Sang Penguasa Matahari tersebut, inilah yang disebut Bhagavan.
wah...artikel yang bermanfaat dan menambah wawasan.
BalasHapusbaca juga artikel kami di http://www.pasramanganesha.sch.id/
Kata "AKU" bukan berarti krishna, "AKU" dalam kitab tersebut merupakan bentuk kalimat tak langsung yang disampaikan oleh krishna kepada arjuna. "AKU" yang tersebut dalam Bhagavadgita berarti "Tuhan Yang Maha Esa". Salah satu penyebab terjadinya perbedaan terhadap konsep ketuhanan adalah penafsiran yang salah terhadap eksistensi orang yang menyampaikan firman Tuhan, hampir setiap agama beranggapan bahwa orang yang menyampaikan firman Tuhan adalah tuhan, padahal yang sebenarnya orang yang menyampaikan firman Tuhan tersebut adalah salah satu utusan yang diciptakan Tuhan untuk memberi kabar berita kepada seluruh makhluk hidup di muka bumi ini, bahwa Tuhan itu ada (wujud). Tuhan tidak menunjukkan bentuk dari wujud-Nya, tetapi melalui para utusan-Nya, Tuhan memberikan pengetahuan kepada kita tentang Sifat-sifat-Nya Yang Maha Tinggi dan tiada sama dengan makhluk ciptaan-Nya. Dia Yang Maha Esa, Dia yang awal dan yang akhir tidak dapat termanisfestasikan oleh setiap makhluk ciptaan-Nya. Sebagai makhluk hidup yang berakal dan berbudi, sudah seharusnya kita menyadari hal tersebut, keterbatasan kita yang meliputi keterbatasan fisik, mental, akal pikiran, dan dimensi (ruang dan waktu) baik secara jasmani maupun rohani menyebabkan kita memiliki keterbatasan pula untuk melihat bentuk dari wujud Tuhan dengan kasat mata. Kita sebagai salah satu bentuk/makhluk ciptaan-Nya dengan sebaik-baik bentuk penciptaan, sudah sewajarnya juga harus berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mengenal Tuhan sebagai "Sang Maha Pencipta" dengan konsep ketuhanan yang benar yang telah diterangkan oleh setiap utusan-Nya dari masa ke masa.
BalasHapusAku itu merujuk ke krisna jgan sok ceramah blajar lgi tentang jiwaMu d sna....Krisna adalah yg mutlak liat bliau mnampakan wujud smestanya....Krisna memperbanyak drinya mnjadi maha visnu...orang yg sperti yasodha atau rsi angung itu mngenal krisna adalah yg maha mutlak...Dia adalah kbenaran tertinggi gk ada slain dia dia yg mahir dlm permainkan seruling...Jgn asal bicara klau gk tw krisna d bilang wkil tuhan itu yg ada adalah para dewa sprti brhma wisnu siwa...Itu nmya wkil....Tuhan..Bhgawan artinya nyayian ilahi atau d sbut nyayian kpada krisna d Sbut sri bhagawan...Artinya nyanyian ilahi atau tuhan itu sndiri yg turun...jgn sok tw....
HapusKrisna adalah sri bhagwan brati bliau adalah paratma dn brahman bliau adlah yg maha tinggi...Wkilnya adalah pra dewa...
HapusKrisna adalah sri bhagwan brati bliau adalah paratma dn brahman bliau adlah yg maha tinggi...Wkilnya adalah pra dewa...
HapusAku itu merujuk ke krisna jgan sok ceramah blajar lgi tentang jiwaMu d sna....Krisna adalah yg mutlak liat bliau mnampakan wujud smestanya....Krisna memperbanyak drinya mnjadi maha visnu...orang yg sperti yasodha atau rsi angung itu mngenal krisna adalah yg maha mutlak...Dia adalah kbenaran tertinggi gk ada slain dia dia yg mahir dlm permainkan seruling...Jgn asal bicara klau gk tw krisna d bilang wkil tuhan itu yg ada adalah para dewa sprti brhma wisnu siwa...Itu nmya wkil....Tuhan..Bhgawan artinya nyayian ilahi atau d sbut nyayian kpada krisna d Sbut sri bhagawan...Artinya nyanyian ilahi atau tuhan itu sndiri yg turun...jgn sok tw....
HapusSekarang Saya mau bertanya mbak, tertulis tidak di dalam kitab bahwa sri krishna adalah reingkarnasi dewa wisnu. kalau emang betul, berarti dalam kata "AKU" itu mengacu pada dewa wisnu dong mbak. silahkan di jawab mbak.
HapusSekarang Saya mau bertanya mbak, tertulis tidak di dalam kitab bahwa sri krishna adalah reingkarnasi dewa wisnu. kalau emang betul, berarti dalam kata "AKU" itu mengacu pada dewa wisnu dong mbak. silahkan di jawab mbak.
HapusKrisna sebagai narator yang mendeskripsikan tentang Kekuatan, Keagungan, dan Kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta. Krisna juga mengatakan bahwa Tuhan tidak dapat dilihat oleh seluruh makhluk ciptaan-Nya, namun dapat dikenal melalui semesta yang telah Tuhan ciptakan. Keberadaan Tuhan dapat dirasakan di dalam hati dan jiwa setiap makhluk yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya melalui Ilmu Ketuhanan yang benar.
BalasHapusDiantara Kitab Suci Hindu yang paling dikeramatkan adalah “Weda”. Dan diantara Kitab Suci Hindu yang paling banyak dibaca adalah “Bhagawad Gita”.
BalasHapus1. Dalam Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec.2 V.1 dikatakan bahwa Tuhan itu satu.
2. Dalam Shvetasvatara Upanishad Ch. 6 : 9 dikatakan bahwa Tuhan itu tidak punya Ibu dan bapak, Dia tidak punya pelindung.
3. Dalam Shvetashvatara Upanishad Ch. 4 V. 19 dikatakan bahwa Tuhan itu tidak ada sesuatupun yang menyerupai Dia.
4. Dalam Shvetasvatara Ch.4 V.20 dikatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat, tak ada orang yang mampu melihat dengan mata.
5. Dalam Bhagawad Gita Ch. 10 V.3 dikatakan Dia Tuhan yang tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.
6. Dalam Yahurveda Ch.32 V.3 bahwa tak ada rupa buat Tuhan. Dia tidak pernah dilahirkan, dia yang berhak disembah.
7. Dalam Yahurveda Ch. 40 V. 8 dikatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan Dia suci.
8. Dalam Atharvaveda Book 20 Hymn 58 V.3 dikatakan bahwa Tuhan Maha besar.
9. Dalam Rigveda Book 8 Hymn 1 V.1 dikatakan kami tidak menyembah seseorang kecuali Tuhan yang satu.
10. Dalam Rigveda Book 6 Hymn 45 V. 16 dikatakan bahwa Sembahlah dia saja Tuhan yang sesungguhnya.
11. Dalam Brahmasutra dari Vedanta disebutkan bahwa hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang ke-2. Tuhan tak berbilang sama sekali.
Yang menjadi masalah adalah bahwa secara umum umat Hindu dewasa ini mempertuhankan setiap benda, apakah itu pohon, kursi, hewan dll. Jelas apa yang mereka lakukan bertentangan dengan ayat-ayat diatas. Umat Hindu kebanyakan memandang bahwa EVERYTHING IS GOD sedangkan umat Islam memandang bahwa EVERYTHING IS GOD’S. Jadi ada sedikit perbedaan (huruf ‘s). Umat Hindu kebanyakan memandang bahwa “Semuanya adalah Tuhan” sedangkan Islam memandang “Semuanya milik Tuhan”.
Disana disebutkan dalam Bhagawad Gita Ch.7 V.20 bahwa sekalipun dia makhluk berakal, jika hatinya telah dicuri oleh gemerlap dunia, dia termasuk penyembah berhala. Artinya orang yang materialistik adalah penyembah berhala. Tuhan palsu disamping Tuhan yang maha agung. Dalam Yahurveda Ch. 40 : 9 dikatakan mereka memasuki alam kegelapan, bagi mereka yang menyembah benda atau alam seperti Air, Api, Udara dll. Selanjutnya dia memasuki dunia gelap bagi mereka yang menyembah berhala buatan seperti : Kursi, Meja, Gedung dll.
Zahrani store itu konsep ketuhanan dalam kitab suci namun dalam pemujaan dalam bentuk apasaja bisa memvisulisasikan tuhan mendekatkan diri dngan dengan baik haruslah memerlukan objek namun bagi orang yg sdh terlatih dapat mngendalikan pikirannya makan tampa memerlukan objek atau berhala. Tuhan menyarankan untuk membuat objek untuk mendekatkan diri padanya karena kelemahan manusia adalah demikian .. tp untuk menuju padanya perlu XII.5
HapusKesukaran pada orang yang pikirannya
Terpusat pada Yang Tak Termanifestasikan
Lebih besar, sebab Yang tak-termanifestasikan
Sukar dicapai orang yang dikuasai jasmaninya
Krana itu dalam kitab suci veda ada aturan tatacara pembuatan arca pemujaan pembuatan sara prasarana pemujaan ada pula tatacara pembuatan tempat suci serta tatacara pemujaan yang baik dan benar...semua itu dapat dilihat dalam masyarakat...
HapusApapun yg anda yakini, pahami dan pikirkan... Itulah yg anda dapatkan. Bnyk jln menuju Tuhan, bhkan para rsi sdh menjabarkan n menyedrhanakannya.
BalasHapussri khrisna tidak menganjurkan penyembahan terhadap objek kebendaan, tetapi beliau menganjurkan pelajari vaidika dan tantra agar pikiran terpusat pada Yang Tak Termanifestasikan. vaidika adalah kitab veda dan tantra adalah kemampuan yang ada di dalam diri seorang hamba ciptaan tuhan meliputi, akal, hati, panca indera agar hamba tersebut mampu mengamalkan isi kitab dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu menjadi pribadi yang seutuhnya yang mengenali dirinya sendiri, dan akhirnya mampu mengenal Tuhan nya.
BalasHapusPenafsiran kitab veda sendiri telah terakulturasi dengan kebudayaan setempat termasuk tradisi penyembahan arca, mengakibatkan banyak terjadi pergeseran makna yang cukup jauh dari makna asalnya, sehingga dengan hadirnya bhagawad gita, maka kitab veda dimurnikan kembali dari berbagai bentuk penyembahan kepada Tuhan. Dan ditegaskan kembali bahwa TIDAK ADA SATUPUN MAKHLUK YANG MENYERUPAI TUHAN YANG MAHA ESA.
BalasHapusPenafsiran terhadap kitab suci harus dilakukan secara menyeluruh tidak boleh sepenggal-sepenggal, bahasa kitab suci adalah pesan Tuhan yang sama sekali tidak boleh diakulturasikan dengan legenda, tradisi/kebudayaan, dan pendapat pribadi, karena sangat dikhawatirkan adanya kesalahan dalam pemaknaan yang sangat mendasar. Jadi sangat disarankan jika ingin lebih jelas dan benar dalam menafsirkan kitab suci kita harus tahu asal usul kitab, kemudian riwayat penulisan kitab, bahasa kitab, dan belajar memaknai bahasa kitab secara implisit tanpa ego dan keangkuhan.
BalasHapusMari jadikan agama Tuhan sebagai budaya, bukan budaya sebagai agama. Sejatinya ajaran Tuhan tidak pernah akan menyulitkan baik itu dalam kehidupan maupun kematian, yang membuat sulit itu adalah jiwa yang masih terikat dengan materi jasmaninya. Jiwa yang tenang adalah jiwa yang terikat dengan Keagungan Tuhan nya. Materi jasmani yang berasal dari saripati tanah sudah selayaknya kembali menjadi saripati tanah, Ruhani yang berasal dari Tuhan sudah selayaknya kembali kepada Tuhan.
BalasHapusMeskipun saripati tanah juga ciptaan Tuhan, namun fungsinya adalah sebagai unsur/sarana pendukung dalam proses penciptaan/perwujudan manusia, dan saripati tanah itu tidak akan berarti apa-apa tanpa ruhani sebagai alat penggerak yang berasal dari Tuhan. EVERYTHING IS GOD'S.
BalasHapusuntuk mencapai itu semua kita membutuhkan proses dan proses itu tidak mudah, harus dicapai secara bertahap, pd kenyataannya setiap orang membutuhkan objek dalam berexpresi kepada tuhan, siappun tanpa terkecuali, dan objek itu berupa bentuk dan materi, yang kemudian sesuai tingkat dan kemapuannya lama kelamaan objek pun tidak diperlukan, hindu padma sana sebagai objeknya, kristen yesus sebagai objeknya, budha patung sang budha sebagai objeknya, islam ka'bah sebagai objeknya,..
BalasHapusObjek kebendaan bukan untuk disembah dan dipuja, penggunaan karakter makhluk hidup yang dibuat sebagai lambang/simbol yang disembah tidak ada dasarnya sama sekali dalam seluruh kitab agama Tuhan Yang Maha Esa. Berbeda dari agama yang lain, hanya Islam yang menggunakan ka'bah sebagai sarana penunjuk arah dan pemersatu umat dari setiap arah, kutub dan wilayah di bumi untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa tanpa memandang status ekonomi dan sosial, karena semua sama dihadapan Tuhan, yang membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lain adalah Hati Nurani dan Amal Perbuatan.
BalasHapusProfessor Hussain Kamel telah menemukan fakta bahwa ka'bah merupakan pusat bumi.
BalasHapusSri Krisna adalah Personalitas Tuhan YME dan Dewa adalah manifestasi-Nya jika Dewa bukan Manifestasi-Nya maka kita berarti tidak menyembah Tuhan tapi menyembah Dewa
BalasHapusSudah jelas sri krisna bukan personalitas Tuhan YME, beliau adalah ciptaan Tuhan YME yang diutus untuk membawa berita tentang ilmu Ketuhanan yang benar. Perhatikan dan cermati setiap kata "Aku" dalam bhagawad gita yang merujuk pada Tuhan YME, sri krisna hanya menyampaikan pesan Tuhan YME. "Aku" yang dimaksud bukan sri krisna. Silahkan dibaca dan dicermati kembali, disanalah letak kekeliruan selama ini.
BalasHapusBhagavad-gita 9.11
Hapus9.11 Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.
BalasHapusPERWUJUDAN BRAHMAN DALAM DIRI
X.20
Aku adalah jiwa yang berdiam dalam hati
Segala insani, wahai Gudakesa
Aku adalah permulaan, pertengahan
Dan penghabisan dari mahluk semua
Maknanya : ketika Arjuna bertanya kepada Krisna ttg perwujudan Tuhan yang utama maka Krisna menyebutkan bahwa jiwa (Atman) yang berdiam dalam hati setiap manusia sebai perwujudan utamaNya.
Krishna itu tuhan sendiri bukan wakil tuhan
BalasHapusKrishna itu tuhan sendiri bukan wakil tuhan
BalasHapusBhagavad-gita 9.11
Hapus9.11 Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku menurun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.
Makna sebenarnya adalah, hanya orang bodoh saja yang menjadikan manusia sebagai jelmaan Tuhan Yang Maha Esa, mereka tidak memahami sifat Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu di alam semesta ini, sudah pasti Tuhan tidak akan merendahkan dirinya sebagai yang Maha Tinggi untuk setara dengan mahkluk ciptaan-Nya.
mayā tatam idaḿ sarvaḿ
BalasHapusjagad avyakta-mūrtinā
mat-sthāni sarva-bhūtāni
na cāhaḿ teṣv avasthitaḥ
mayā—oleh-Ku; tatam—berada di mana-mana; idam—ini; sarvam—seluruh; jagat—manifestasi alam semesta; avyakta-mūrtinā—oleh bentuk yang tidak terwujud; mat-sthāni—di dalam diri-Ku; sarva-bhūtāni—semua makhluk hidup; na—tidak; ca—juga; aham—Aku; teṣu—dalam mereka; avasthitāḥ—berada.
Terjemahan
Aku berada di mana-mana di seluruh alam semesta dalam bentuk -Ku yang tidak terwujud. Semua makhluk hidup berada dalam diri-Ku, tetapi Aku tidak berada di dalam mereka.
Krishna bukan Tuhan, Krishna adalah manusia pilihan Tuhan yang bertugas untuk menyampaikan pesan dari Tuhan.
BalasHapusbisa minta alamat emailnya ?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus